TAKALAR, TURUNGKA.COM - “Setiap kali hujan turun, kami kebasahan. Apalagi ketika hujannya turun
malam hari, tidur kami terganggu. Tidur baru terasa enak jika hujan
berhenti.” Keluh Tibo.
Tibo
adalah warga Dusun Kanite Desa
Popo, salah satu korban bencana angin puting beliung yang memporak-porandakan ratusan
atap rumah warga di Desa Popo Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar, 9
Januari 2013 silam.
“Bantuan
yang pernah dijanjikan oleh pemerintah sangat kami harapkan, terutama material
bangunan untuk memperbaiki rumah kami.” Lanjut Tibo.
Masih
menurut Tibo, pemerintah memang sudah pernah menyalurkan bantuan pada saat
berncana terjadi, tapi itu berupa sembako. “Bukan itu yang kami butuhkan, kami
memerlukan logistik berupa atap dan
balok-balok.”
Pada saat bencana
berlangsung, pemerintah sudah mendata rumah yang jadi korban dan menjanjikan bantuan
berupa sembako, seng dan balok sesuai dengan kadar kerusakan masing-masing.
“Nyatanya,
baru sembako yang kami peroleh, beberapa rumah yang rusak parah terpaksa
diperbaiki seadanya dengan menggunakan uang pribadi.” Ujar Tibo dengan mata
berkaca-kaca. Rumah Tibo termasuk yang belum diperbaiki sama sekali.
Kepala Desa Popo, Bostan Tata mengatakan ,“Kami sudah melaporkan ke Kecamatan tapi sampai sekarang belum ada informasi perihal bantuan tersebut.”
Tombong,
Staf Kecamatan Galesong Selatan yang mengurusi bencana tersebut juga mengungkap
hal yang sama, “Pemda hanya menyuruh kami menunggu.”
Pihak Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Kab. Takalar, Asdar yang kami konfirmasi melalui telepon hanya mengatakan bahwa sampai sekarang Penetapan Anggaran Pemda tentang masalah ini belum kelar.
“Sampai
sekarang, memang dana untuk bantuan seng dan balok belum ada.” Ujar Asdar di
ujung telepon.
0 komentar:
Posting Komentar