kuciptakan perahu untuk menampungmu
beserta sejumlah kepergian yang
kaubawa
di dalam koper tua—yang malam sebelum
kau berkemas
aku gegas memasukkan sejumlah celana
dalamku
untuk ditimpuk, tumpuk pakaianmu,
barangkali jika rindu, kau akan
mengenakannya
pun bila menemukan di balik gaun
pernikahan kita
—di dasar koper berwarna memar itu
kuciptakan perahu, untukmu melayari
bentang sepimu
debur ombak yang melebur rindu
akan memecah resahmu, istriku
; jadilah nahkoda bodoh, biarkan
kemudi digenggam angin
angan diperam kendali layar
kuciptakan perahu untukmu
kubiarkan lambungnya bocor
tenggelamlah kelak
di sini, di asin pipimu
aku menunggu sebagai laut
Makassar, 2013
*puisi ini selesai setelah
“perahu” itu kita selesaikan
Faisal
Oddang, pria imut kelahiran Wajo, 18 September
1993 ini begitu mencintai kata-kata. Tercatat sebagai mahasiswa jurusan Sastra
Indonesia Unhas angkatan 2012.
Kontributor pada Kumpulan Puisi ‘Merentang Pelukan
(KataBergerak, 2012)’. Puisi, cerpen dan esainya tersebar di berbagai ontologi
dan media massa. Dapat ditemui di http://twitter/sajakimut
0 komentar:
Posting Komentar