TAKALAR, TURUNGKA.COM - Lumrahnya,
petani yang memasuki masa appatingngala
atau masa panen, senantiasa bahagia dan bergembira, bahkan beberapa kawasan di Takalar
mengisi waktu ini dengan melakukan pesta rakyat seperti a'lammang dan akkaddo’ bulo.
Namun musim
panen kali, tidak demikian. Banyak petani yang gagal panen disebabkan padinya
puso. Kalaupun ada yang panen, itu mengalami penurunan hasil sekitar 50 persen.
Seperti yang terjadi di Desa Tarowang dan Bontorita, Kecamatan Galesong.
Menurut penuturan seorang buruh tani, Daeng Nurung, penghasilannya sebagai buruh panen sangat menurun bila dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Menurut penuturan seorang buruh tani, Daeng Nurung, penghasilannya sebagai buruh panen sangat menurun bila dibanding tahun-tahun sebelumnya.
“Sepanjang
masa panen ini, saya hanya memperoleh sedikit gabah dibanding tahun lalu, karena
banyak sawah yang saya panen kurang hasilnya, apalagi sistemnya di sini, tujuh
banding satu. Satu untuk saya, tujuh untuk pemilik sawah.” Tuturnya sambil mengerutkan
dahi.
Beberapa
waktu terakhir, janda dua anak ini terpaksa mengurangi jam tidur, malam haripun
digunakannya untuk bekerja. Mulai pukul sembilan malam sampai sekitar jam dua dinihari
dihabiskannya di sawah untuk attabbasa’
(cara panen trdisional).
Sementara
pagi sampai petang, dia melakukan kegiatan akkateri (memotong padi dengan sabit). Itupun tidak banyak membantu untuk
meningkatkan pendapatannya.
“Saya merasa
tidak sebanding keringat dan upah saya, saya merasa sama saja capeknya dengan
tahun lalu, tapi hasilnya jauh berbeda, apalagi kemungkinan musim tanam depan
akan gagal karena bendungan rusak.” Terdengar isak di ujung kalimatnya.
Senada dengan Daeng Nurung, Haji Nimbang, seorang tengkulak gabah di Bontorita mengungkapkan, “Tahun ini, orang yang datang menjual gabahnya sangat kurang, itu karena bnyak petani yang gagal panen, meskipun harga gabah kini lebih mahal daripada tahun lalu."
Senada dengan Daeng Nurung, Haji Nimbang, seorang tengkulak gabah di Bontorita mengungkapkan, “Tahun ini, orang yang datang menjual gabahnya sangat kurang, itu karena bnyak petani yang gagal panen, meskipun harga gabah kini lebih mahal daripada tahun lalu."
0 komentar:
Posting Komentar