TAKALAR, TURUNGKA.COM - Perbincangan
akan sosok calon presiden 2014 nanti semakin hangat mewarnai pemberitaan di
media massa. Beberapa tokoh dan partai sudah terang-terangan menyatakan
kesiapannya bersaing pada pemilihan presiden 2014 nanti. Dari beberapa tokoh
yang ada, muncul tokoh dari luar partai politik yang sering disebut-sebut
namanya. Tokoh itu, salah satunya, adalah Moh. Mahfud MD, mantan Ketua Mahkamah
Konstitusi (MK).
Tulisan
ini mencoba membaca langkah politik Moh. Mahfud MD yang sudah lama menyatakan
kesediaannya bertarung pada pemilihan presiden nanti. Baru-baru ini, Guru Besar
Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia (UII) ini kembali disorot media
terkait kesediannya mengikuti konvensi Partai Demokrat dalam memperebutkan
kursi calon presiden dari partai penguasa tersebut. Langkah politik Mahfud MD
ini tentu menuai banyak pertanyaan dari publik. Tepatkah langkah politik Mahfud
dengan merapat ke Demokrat?
Politik
dengan prinsip
Secara
pribadi, saya termasuk pengagum dari sosok Mahfud MD. Bagi saya, dia adalah
figur yang memiliki prinsip dan ketegasan dalam memegang jabatan publik. Ketika
menjabat sebagai ketua MK, lembaga itu terasa punya wibawa publik yang sulit
tergoyahkan. Semua itu tidak terlepas dari sosok Mahfud MD yang dipandang
sebagai figur yang tidak bisa diajak kompromi. Atas dasar semua itulah, sehingga
saya punya pandangan politik bahwa tokoh dari Madura ini ideal dan dibutuhkan
untuk muncul sebagai pemimpin bangsa, tepatnya menjadi presiden 2014-2019,
menggantikan Susilo Bambang Yudoyono (SBY).
Namun
demikian, pilihan Mahfud MD untuk maju dalam konvensi Demokrat membuat saya
meragukan komitmennya untuk menyelesaikan persoalan akut bangsa dan Negara ini.
Terutama dalam memberantas budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme. Saya mulai
ragu bahwa Mahfud MD perlahan-lahan kehilangan prinsip politiknya demi obsesi
meraih kekuasaan. Terlepas itu karena masukan dari orang-orang sekelilingnya
atau bukan, yang jelas keraguan itu mulai muncul. Padahal politik dengan
prinsip itu penting sebagaimana dikatakan oleh Mahatma Gandhi bahwa salah satu
faktor yang menghancurkan dunia adalah politik yang tanpa prinsip. Dan memang
obsesi meraih kekuasaan yang tidak terkontrol itulah yang terkadang membuat
kita tidak mengindahkan prinsip-prinsip tersebut. Bahasa sederhananya, obsesi
kekuasaanlah yang membuat kita lupa. Saya kira ini umum terjadi dalam dunia
politik.
Demokrat
dan Mahfud MD
“Semua
bisa diatur”, inilah bahasa yang sangat akrab dan umum bagi para politisi.
Bahasa ini memberikan sinyal bahwa segala sesuatunya bisa dikompromikan. Boleh
jadi bahasa ini pula yang kembali akrab bagi Mahfud MD, walaupun berharap besar
bahwa tidak demikian adanya. Kecurigaan itu muncul sebab jika kita membaca
jejak rekam antara Demokrat dan Mahfud MD, terutama ketika Mahfud MD masih
menjabat sebagai ketua MK, seolah keduanya bagaikan air dan minyak. Demokrat
adalah partai yang sarat dengan masalah, korupsi Century belum selesai dan
begitupun juga dengan Hambalang. Publik merekam bahwa aktor utama dari kasus
korupsi besar ini adalah orang-orang Demokrat. Sementara Mahfud MD dipandang
sebagai tokoh yang sangat tegas atas kebenaran yang dia yakini.
Oleh
karena itu, kesediaan Mahfud MD untuk maju dalam konvensi Demokrat sebenarnya
hanyalah langkah politik yang akan menyandera dirinya. Tersandera oleh dosa masa
lalu Demokrat di masa SBY. Jika maju dan menang lewat Demokrat, Mahfud tentu
harus kompromi dengan Demokrat. Itu sudah pasti sebab Mahfud membutuhkan
dukungan partai untuk menyukseskan visi dan misinya. Presiden tanpa dukungan
partai tentu akan sangat lemah dan tidak punya power. Dan Demokrat
tentu akan menback up Mahfud, jika terpilih, selagi tidak menganggu atau
mengungkit masa lalu Demokrat dan SBY.
Hal
utama yang dipikirkan SBY saat ini adalah bagaimana mengamankan kasus-kasusnya
selama tidak lagi menjabat sebagai presiden, pasca 2014 nanti. Tentulah SBY
tidak ingin mengikuti rekam jejak mantan pemimpin-pemimpin di beberapa Negara
yang diasingkan atau dipenjarakan setelah turun dari tahtanya. Itulah saya kira
ketakutan besar SBY hari ini. Oleh karena itu, SBY dan Demokrat harus bisa
memastikan bahwa calon yang diusung partainya bisa memenangkan laga 2014 nanti
dan sepertinya Mahfud MD bisa masuk dalam jebakan politik yang dimainkannya.
Itulah yang harus diwaspadai oleh Mahfud MD, tokoh harapan kita ke depan untuk
memperbaiki kehidupan bangsa dan Negara ini. Semoga Mahfud MD tidak lupa dan
juga tidak meninggalkan prinsip-prinsip politiknya. Itulah harapan kita pada
dirinya!
Ahmad Sahide, Penggerak Komunitas Belajar Menulis (KBM) Yogyakarta.
0 komentar:
Posting Komentar