PATTALLASSANG, TURUNGKA.COM - Meski
mayoritas lembaga survei menempatkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon
presiden yang paling populer, namun ternyata semua informasi hanyalah rekayasa
semata.
“Jokowi
effect” tidak terbukti secara signifikan meningkatkan elektabilitas PDI-P pada
pileg 9 april lalu. Untuk konteks Takalar,
popularitas Jokowi sebagai capres justru tidak fenomenal.
Beberapa
kalangan masyarakat kecil di Takalar, yang identik sebagai basis perjuangan
politik PDI-P dan Jokowi, tidak melihat figur Jokowi sebagai sosok pahlawan
yang dapat merubah kehidupan mereka menjadi lebih baik.
Kelas
wong cilik di Takalar, malah pesimis meningkatkan taraf hidup dan
kesejatraannya, hanya karena mereka memantapkan pilihan untuk mencoblos Jokowi.
Ditemui
saat bertugas membersihkan sampah di beberapa kawasan perkotaan, selasa (15/04/2014), Daeng Bella
menyatakan bahwa dengan berprofesi sebagai petugas kebersihan, ia tak begitu
antusias dengan dunia politik. Baginya, hidup untuk
memperjuangkan sesuap nasi bagi keluarga jauh lebih bermakna dibanding
pembicaraan seputar tokoh politik seperti Jokowi.
“Siapapun
presidennya, pasti tinggal di Jakarta. Apakah presiden yang tinggal di Jakarta
akan peduli dengan rakyat kecil seperti kami? Di Jakarta saja, orang-orang
miskin masih banyak yang terlantar serta tidak diperhatikan oleh pemerintah.
Apalagi bagi kita yang tinggal di daerah terpencil seperti Kabupaten Takalar.
Otomatis, kepedulian terhadap kami di tempat yang jauh dari pusat kekuasaan
menjadi sekedar materi kampanye di musim pemilu,” kritiknya dengan polos.
Pendapat
yang sama juga disampaikan buruh tani dari Damme, Patte’ne,
Polongbangkeng Selatan, Daeng
Sijaya. Menurutnya, dengan upah 50 ribu sehari, sangat tidak mencukupi
kebutuhan keluarga. Bahkan, bantuan beras miskin kepada keluarganya kadang
tidak pernah diserahkan secara penuh.
“Jokowi
sekalipun tidak akan sanggup menaikkan upah buruh tani, serta memutus mata
rantai kemiskinan di daerah kami,” terangnya tanpa basa-basi.
Sementara
itu, Mas Bambang pedagang bakso keliling di daerah Pattalassang berpendapat
bahwa sampai kapanpun, masyarakat Takalar akan lebih memilih Jusuf Kalla (JK) daripada
Jokowi.
“JK
jauh lebih berpengalaman dan lebih dekat pada masyarakat Takalar daripada sosok
Jokowi. JK dipercaya sebagai pahlawan dengan reputasi yang telah lama diakui
dunia internasional. Sementara Jokowi masih dipersepsikan sebagai tokoh
nasional yang belum teruji di panggung internasional” urainya penuh keyakinan.
Dalam
pandangan Ketua I Pemuda Muslimin Indonesia Cabang Takalar, Saharuddin,
rendahnya tingkat keterpilihan Jokowi di Takalar lebih disebabkan oleh sosok
Jokowi yang lebih mirip “etalase eksklusif” yang tidak mampu disentuh rakyat
Takalar.
0 komentar:
Posting Komentar