TAKALAR, TURUNGKA.COM - Pernah
mendengar Group TedCo? Grup TedCo tak bisa dipisahkan dengan nama Teddy
Yusaldi. Bendahara Umum Pimpinan Besar Pemuda Muslimin Indonesia Masa Jihad
2014 – 2019 ini adalah pendiri group bisnis tersebut.
Teddy Yusaldi sukses
mengembangkan bisnisnya dari kapal hingga singkong dan properti hanya dalam
tempo 7 tahun (2005-2012), usahanya terus berkibar dan meluas. Kini Teddy (38
th) memiliki 25 set kapal tongkang dari semula hanya 1 kapal. Ekspansinya juga
kian melebar ke sektor lain, ia pernah masuk ke sektor batubara, tambang nikel,
perdagangan, dan lainya hingga properti, pabrik tapioka dan kebun singkong. Apa
rahasianya?
Tidak perlu menunggu
waktu yang lama bagi pendiri PT. Trans Power Marine, untuk meraih sukses. Tujuh
tahun sejak mendirikan perusahaan pelayaran (shipping) pada tahun 2005, aset
perusahaanya melesat dengan cepat. Dari yang semula hanya satu kapal, kini ia
sudah mempunyai 25 set kapal tongkang, dengan total aset ratusan milyar rupiah
di perusahaan shipping saja. Selain karna kerja keras, kerja cerdas, dan
ikhlas, ada satu hal yang membuat bisnisnya tambah gemuk yaitu faktor
kepercayaan.
Betapa tidak, Ia
bermula sebagai pekerja profesional pada tahun 1997 sampai tahun 2004 dan
menapaki karir yang sedemikian cepat dari staf hingga direktur selama 7 tahun
berkarir. Saat memutuskan mengundurkan diri pada bulan agustus 2004 dari grup
perusahaan lamanya yang bergerak di sektor batubara dan shipping, ia belum
punya rencana kemana setelah keluar dari perusahaan tersebut. Namun rupanya,
rekam jejak Teddy selama bekerja di perusahaan tersebut amat menolongnya. “karena
saya menangani operasional dan marketing, maka punya relasi yang cukup luas di
bidang batubara” tutur Teddy.
Pada awal tahun 2005 ia memulai usaha sendiri di bidang pelayaran. Saat itu karyawanya hanya tiga orang yaitu dua orang adiknya dan satu tenaga operasional. “Yang penting fungsi-fungsi organisasi yang utama seperti pemasaran, operasi, dan keuangan dapat berfungsi dulu,” kata Teddy yang juga jadi pemenang Who Wants To Be The Young Enterpreneur (WYEI) 2011 ini.
Yang menarik,
siasatnya untuk membangun perusahaan shipping dimana diwajibkan untuk mempunyai
kapal, sementara harga kapal baru sangat mahal Rp. 30 milyar, sehingga akhirnya
ia membeli lisensi kapal yang karam. “Pengusaha mesti cerdik dan kreatif ”
ungkapnya.
Dalam perjalanan
bisnisnya kemudian, Teddy mengakui, relasi dan hubungan baik serta integritas
memegang peranan penting untuk bisa berhasil.
Berkali-kali Teddy merasakan bantuan dari orang lain
karena ia dinilai bisa dipercaya. Ia mendapatkan dana pinjaman pertama dari
perbankan di Singapura dan juga mendapatkan keringanan mencicil uang muka
sewaktu membeli kapal pertama dari galangan kapal yang ia kenal.
Baru setelah 3 tahun,
yaitu tahun 2008, Teddy pun mulai melakukan diversifikasi usaha. Selain
mengangkut batubara, ia juga menjadi pedagang batubara. Selain itu ia juga
pernah menjadi kontraktor batubara dan nilkel. Investasi di bidang ini
terbilang besar hingga ratusan milyar. Ia mengakui tidak semua bisnis baru yang
dijalankanya menuai hasil. Seperti ketika menjadi kontraktor batubara dan
penambangan nikel, dimana ia mengalami kerugian yang cukup besar, oleh karena
masalah SDM dan krisis pada akhir 2008. “Bisnis ini dibangun tanpa perencanaan
yang matang, terlalu terburu-buru, sehingga kami tidak siap antisipasinya
begitu ada masalah” katanya.
Akhir tahun 2009 ia
memulai bisnis agro, dengan membangun pabrik tapioka dengan bendera PT Tedco
Agri Makmur, dan mulai beroperasi mulai tahun 2011. Kapasitas pabrik tapiokanya
terbilang cukup besar yaitu, 200 ton/hari yang membutuhkan singkong 800
ton/hari. Investasi yang ia butuhkan juga ratusan milyar rupiah. “Bisnis
berbahan baku singkong ini tidak hanya menghasilkan tapioca, kita bisa membuat
berbagai macam keturunan lainya yang cukup luas, seperti glucose, msg, etanol,
sarbitol, dextrin, dan sebagainya”.
Tidak banyak negara
yang bisa menghasilkan singkong karena butuh daerah tropis dan keterbatasan
lahan, sehingga kita mempunyai peluang yang baik untuk mengembangkanya dalam
jangka panjang. “Lagi pula ini termasuk bisnis yang ramah lingkungan karena
semua bagian tanaman singkong bisa dimanfaatkan. Limbah padatnya bisa diolah ke
produk lainya seperti obat nyamuk, saos tomat, pakan ternak, dan sebagainya
sedangkan limbah cairnya untuk biogas menghasilkan listrik sendiri”. Bahkan ia
cukup serius sehingga membangun perkebunan riset untuk singkong.
Ia juga tengah
mengembangkan sayap bisnis di sektor properti khususnya pembangunan perumahan
dan hotel. Uniknya ia menyasar pasar di daerah-daerah berkembang seperti
Lombok, Tasikmalaya, dan pinggiran Jabodetabek. “Untuk rumah kita mulai dari
daerah pinggiran, maklum di kota sudah banyak pemain besar, kita belajar dulu
sebentar. Dan untuk hotel kita akan bermain di hotel kecil yang mewah” Ungkap
Teddy.
Dalam mengelola
perusahaan, Teddy menerapkan nilai-nilai TIMES (Tangguh, Integritas, Manager,
Efektif, Efisien, Sosial/Sedekah). Kepada seluruh karyawanya. “Nilai-nilai ini
saya ambil dan rangkum dari perjalanan hidup saya. Kekuatan nilai-nilai ini
dapat menjadikan kita sukses baik sebagai pekerja maupun sebagai entrepreneur”
Tutur Teddy dengan penuh semangat.
Meski sibuk dengan
bisnisnya, ia mengelola Yayasan Tedco, yang bergerak dalam bidang sosial,
zakat, dan sedekah. Yayasan ini juga bergerak dalam bidang pendidikan yaitu
pemberian beasiswa anak didik setra mengelola lebih dari 1000 anak dari
berbagai daerah, yang diberikan beasiswa dari tingkat SD sampai dengan
universitas. Karena baginya pendidikan sangat penting bagi setiap orang untuk
mendapatkan kesempatan berusaha yang lebih baik nantinya. Ia merasa hanya
bagian kecil yang ikut berkontribusi untuk memajukan anak bangsa.
0 komentar:
Posting Komentar