PATTALLASSANG, TURUNGKA.COM - Banyak kalangan yang berharap agar "Revolusi Mental”
yang digelorakan Presiden Joko Widodo bukanlah slogan semata. Revolusi mental,
mestinya menjadi rahim pencerahan untuk melahirkan program-program inovatif
dalam pembangunan manusia Indonesia.
Demikian pandangan kritis yang dilontarkan Wakil Kepala SMA Negeri
1 Takalar Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia, Yupriana Asis, M.Pd. saat
ditemui di ruang kerjanya, senin (09/02/2015) pagi.
Menurutnya, revolusi anggaran sekolah mesti menjadi bagian
integral revolusi mental. “Bagaimana mungkin kita bisa meningkatkan
kualitas pendidikan, bila problem keterlambatan pencarian anggaran sekolah
masih terus saja terulang.”
“Misalnya, saat sekolah membutuhkan anggaran di bulan januari
2015 kemarin, tapi dana sekolah belum jua cair, lantas ke mana kami mendapatkan
uangnya? Apakah kami harus menjadi kreditor dulu, lalu kemudian dikejar-kejar
para penagih?”Ujarnya sarkastis.
Masih menurut guru yang dikenal amat penyayang oleh
murid-muridnya ini, seharusnya pemerintah setiap tanggal 2 januari sudah harus
mentransfer anggaran ke rekening setiap sekolah, sehingga tiada alasan pihak
sekolah untuk menunda program peningkatan mutu sekolah hanya karena
keterlambatan pencairan dana sekolah.
“Setiap tahun, saat masa pencairan dana sertifikasi guru maka
pada masa-masa itu seluruh energi guru terkuras hanya untuk pemberkasan.
Padahal tunjangan sertifikasi adalah hak yang mestinya segera dibayarkan negara.”
“Karena itu, hanya dengan merevolusi manajemen anggaran sekolah,
derajat pendidikan kita bisa bermartabat.” Pungkasnya. (aid/kdm)
0 komentar:
Posting Komentar