MAKASSAR, TURUNGKA.COM - Seringkali perencanaan kegiatan
pengembangan sekolah tidak disertai indikator-indikator ketercapaian tiap tahap
kegiatannya dengan tepat. Atau indikator disusun namun hanya di akhir
program, itu pun hanya sebagai pelengkap laporan pertanggung jawaban.
“Seharusnya setiap sekolah ketika merencanakan kegiatan sekolah, dari awal
sudah harus menyertakan indikator-indikator yang akan menjadi alat monitoring
dan evaluasi kemajuan kegiatan,” ujar Fadiah Machmud, Spesialis Pengembangan
Sekolah USAID PRIORITAS Sulawesi Selatan disela-sela ToT Modul III Tingkat
Provinsi Praktik yang Baik dalam Manajemen Berbasis Sekolah SMP/MTs di hotel M
Regency, senin (29/06/2015).
Menurutnya, indikator-indikator tersebut sangat berguna untuk melihat
kelemahan-kelemahan selama proses berlangsungnya program dan untuk menentukan
intervensi yang tepat mengatasi kelemahan tersebut. “Oleh karena itu, indikator
tersebut harus direncanakan dari awal, dan menjadi alat monitoring selama
proses berlangsung program,” ujarnya menegaskan.
Indikator-indikator tersebut biasa berdasarkan kesepakatan bersama
pihak-pihak sekolah, atau mengacu setidaknya pada standar pelayanan minimal
sekolah. Namun yang paling penting indikator tersebut jangan hanya bersifat
makro, tapi juga harus terinci sehingga bisa langsung menentukan intervensi
yang dibutuhkan ketika melihat kelemahan.
“Dalam pembelajaran aktif umpamanya, apakah guru menggunakan pendekatan
beragam dalam mengajar, adakah pajangan siswa sebagai hasil kreasi pembelajaran
aktif, apakah guru berkeliling kelas mengamati dan membantu murid menyelesaikan
tugas, atau dia hanya duduk saja di kursinya,” ujarnya menegaskan.
Dalam Manajemen Berbasis Sekolah, indikatornya apakah kepala sekolah
melakukan pertemuan dengan guru-guru untuk membahas kurikulum atau RPP
sedikitnya 1 kali satu bulan, apakah kepala sekolah mendampingi dan mengevaluasi
guru dan sebagainya. Indikator bisa disusun untuk semua kegiatan sekolah,
sampai pada partisipasi masyarakat.
Pelatihan modul III Manajemen Berbasis Sekolah USAID PRIORITAS, oleh karena
itu, menurutnya, berusaha untuk membantu pihak-pihak terkait untuk menyusun
indikator-indikator tersebut.
Selama proses-proses tersebut, 45 peserta yang terdiri dari guru, kepala
sekolah, komite, staf kemenag dan diknas dari 6 kabupaten yaitu Wajo, Bantaeng,
Maros, Pinrang, Sidrap, dan Soppeng saling berkunjung ke masing- masing
kelompok daerah untuk meninjau kemajuan pengembangan sekolah di daerah tersebut
berdasarkan indikator yang sudah ditentukan.
Laporan: Mustajib (USAID PRIORITAS – Provincial Communication
Specialist – South Sulawesi)
Keterangan
Foto:
Gambar
1, 2, dan 3. Para peserta pelatihan ToT
Modul III Tingkat Provinsi Praktik yang
Baik dalam Manajemen Berbasis Sekolah sedang aktif mendiskusikan indikator-indikator, factor pendukung dan
kendala kemajuan sekolah-sekolah yang
mereka kunjungi di tiap kelompok (29 Juni 2015)
0 komentar:
Posting Komentar