MAKASSAR, TURUNGKA.COM - “Kenapa Kamu ingin jadi guru Taksu? “ tanya orang tua Taksu yang sangat
keberatan anaknya jadi guru. Tapi biar disogok apapun, sampai mobil, dan bahkan
diputus bulanannya, Taksu tidak mau berubah. Ia tetap ingin menjadi guru. Orang
tuanya pun sangat putus asa.
Itu adalah sepenggal fragmen puisi Guru karya Putu Wijaya yang
dibacakan dengan sangat apik oleh Aco Karumpa, kepala sekolah SMPN I
Sengkang di hadapan 45 peserta Pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah USAID
PRIORITAS dari 6 kabupaten yaitu Wajo, Maros, Bantaeng, Soppeng, Pinrang dan
Sidrap di hotel M Regency (29 Juni 2015).
Para peserta pelatihan terbawa dengan bacaan Aco Karumpa sehingga kadang-kadang
menyahutinya. Bahkan di akhir cerita, seorang peserta Muh. Haris, Kabid
Dikdas Bantaeng menceritakan bahwa kisah tersebut mirip dengan kisahnya sendiri
yang dilarang orang tua menjadi guru.
Kegiatan pentas baca cerpen Guru pada pelatihan USAID PRIORITAS ini
dilakukan agar para peserta memiliki wawasan berbagai strategi mengembangkan
budaya baca di sekolah masing – masing, diantaranya lewat guru membacakan buku
/ teks bacaan sementara anak-anak mendengar dengan seksama.
“Untuk mengembangkan imajinasi anak, buku-buku fiksi sangat penting untuk
dibacakan kepada anak-anak, terutama kelas awal dan yang
keluarganya tidak memiliki budaya baca. Pengalaman menyimak ini bisa
menunjukkan kepada siswa bahwa dalam buku ada hal-hal yang mengasyikkan dan
penting, “ ujar
Fadiah Machmud, Spesialis Pengembangan Sekolah USAID PRIORITAS Sulawesi
Selatan disela - sela pelatihan.
Dia juga menambahkan bahwa dengan dengan kegiatan seperti itu di sekolah
bisa membangkitkan rasa penasaran anak agar mereka tertarik untuk membaca.
“Buku-buku tersebut yang memiliki kandungan nilai moral, sastra, keindahan, dan
memiliki relevansi dengan kondisi anak, adalah buku buku yang baik untuk
dibacakan dihadapan anak-anak,” ujarnya.
Hasil riset UNESCO tahun 2012 menunjukkan bahwa minat baca orang
Indonesia sangat rendah. Hanya 1 dari seribu orang yang suka membaca, bahkan
Kemdikbud menyatakan keadaan ini sebagai “Gawat Darurat,”
Berkontribusi ikut memecahkan masalah tersebut USAID PRIORITAS berusaha
mengintroduksi berbagai program baca dan menyumbangkan buku-buku menari di
sekolah-sekolah yang menjadi mitranya, yaitu sekolah tingkat SD/MI dan SMP/MTs.
Sekolah-sekolah tersebut juga sudah banyak membuat berbagai inovasi dengan
menyelenggarakan baca senyap, tambahan jam membaca, lomba membuat resensi buku
dan lain-lain.
Laporan: Mustajib (USAID PRIORITAS – Provincial Communication Specialist – South
Sulawesi)
Keterangan
Foto:
Aco Karumpa Kepala
Sekolah SMPN I Sengkang dan Sitti Subaedah Alam Kepala Sekolah SMPN 1
Tompobulu Kabupaten Bantaeng sedang membacakan cerpen Guru karya Putu Wijaya
pada ToT Pelatihan Manajemen Berbasis Sekolah USAID PRIORITAS di Hotel M
Regency (29 Juni 2015)
0 komentar:
Posting Komentar